JAKARTA – Indonesia dan Belarus secara resmi menjalin kerja sama militer menyusil pertemuan penting pada 28 Juli antara Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin dan pejabat militer Belarus, menandai langkah signifikan dalam upaya diversifikasi kemitraan strategis Indonesia di bidang pertahanan.

Perjanjian ini diharapkan mencakup berbagai area, mulai dari pertukaran informasi intelijen, pelatihan bersama, hingga kemungkinan akuisisi peralatan militer dan transfer teknologi, sejalan dengan visi Indonesia untuk memperkuat postur pertahanan dan kemandirian industri militernya. Kedua negara melihat potensi besar dalam kerja sama ini, mengingat Belarus memiliki pengalaman signifikan dalam pengembangan dan produksi sistem pertahanan tertentu yang mungkin relevan dengan kebutuhan modernisasi alutsista Indonesia. Kemitraan baru ini juga bisa membuka jalan bagi kolaborasi dalam penelitian dan pengembangan, memungkinkan kedua belah pihak untuk berbagi keahlian dan inovasi demi kemajuan teknologi pertahanan masing-masing.

Pengembangan kerja sama militer dengan Belarus ini mencerminkan dinamika geopolitik global dan keinginan Indonesia untuk membangun jaringan kemitraan yang luas dan seimbang, tidak terbatas pada kekuatan tradisional, guna memastikan fleksibilitas dan ketahanan dalam menghadapi tantangan keamanan regional dan internasional, sambil tetap menjaga prinsip politik luar negeri bebas aktif Indonesia.
Kementerian Pertahanan Indonesia menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memperbarui dan memperkuat kemampuan militer negara, agar mampu menghadapi ancaman modern yang semakin kompleks. Dengan menjalin kemitraan dengan negara-negara yang memiliki kapabilitas teknologi pertahanan yang unik, Indonesia berharap dapat mengakselerasi transfer pengetahuan dan teknologi, sehingga tidak terlalu bergantung pada satu sumber pemasok saja. Ini juga menjadi strategi untuk mendapatkan harga yang lebih kompetitif dan pilihan yang lebih beragam dalam pengadaan alutsista. Selain aspek teknis, kerja sama ini juga diharapkan dapat meningkatkan interaksi antar personel militer kedua negara, mempromosikan pemahaman budaya, dan membangun rasa saling percaya yang esensial dalam hubungan antarnegara.

Langkah ini juga dipandang sebagai upaya diversifikasi sumber pertahanan Indonesia di tengah ketegangan geopolitik global dan kebutuhan akan modernisasi alutsista. Belarus, yang dikenal sebagai produsen sistem pertahanan udara, kendaraan tempur, dan sistem elektronik militer, dapat menjadi mitra strategis dalam memenuhi beberapa kebutuhan spesifik TNI. Meskipun rincian spesifik mengenai jenis kerja sama yang akan dijalin belum sepenuhnya diumumkan, ada spekulasi bahwa fokus akan diberikan pada bidang-bidang yang dapat saling melengkapi kekuatan pertahanan kedua negara. Ini termasuk potensi akuisisi sistem radar, kendaraan taktis, atau bahkan kerja sama dalam pemeliharaan dan perbaikan peralatan militer. Kedepannya, komitmen ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci dalam menjaga stabilitas dan keamanan regional.